Kamis, 08 Maret 2012

Teungku Ni Kukuhkan Tim Pemenangan, Suaidi-Nazaruddin Dipeusijuek


LHOKSEUMAWE- Ketua Partai Aceh (PA) Aceh Utara yang juga Ketua Komite Peralihan Aceh Wilayah Samudera Pase, Teungku Zulkarnaini Hamzah mengukuhkan tim pemenangan pasangan kandidat Walikota-Wakil Walikota dan Gubernur-Wakil Gubernur dari PA, di lapangan Desa Kutablang, Banda Sakti, Lhokseumawe, Rabu malam, 7 Maret 2012.

Usai pengukuhan di pentas PA, Tengku Zulkarnaini Hamzah lebih dikenal Teungki bersama Ketua Harian PA Kota Lhokseumawe Jaini JF alias Pang Ben, menyerahkan surat keputusan (SK) untuk jajaran tim pemenangan tersebut. Sebelum turun dari pentas yang dikawal puluhan Satuan Tugas PA, Teungku Ni menyerukan seluruh anggota PA/KPA, juga masyarakat untuk memperkuat persatuan dan menyatukan hati memenangkan kandidat PA dalam Pilkada 2012.

Lalu, panitia acara mengundang kandidat Walikota-Wakil Walikota Lhokseumawe dari PA, Suaidi Yahya-Nazaruddin naik ke pentas untuk dipeusijuek oleh Imum Syiek Masjid Kutablang dan dua teungku lain yang disegani di desa setempat. Selesai peusijuek, dua pembawa acara yang menggunakan dua bahasa: Inggris dan Aceh, meminta Suaidi dan Nazaruddin memperkenalkan diri kepada seribuan warga dan kader PA yang menyemut di depan pentas.

Entah untuk lebih menghidupkan suasana, pembawa acara kemudian memanggil Teungku Dedek, kader PA pemilik suara indah untuk melantunkan lagu bernuansa kasidah. Teungku Dedek alias Teungku di Pasi berhasil memesona hingga semua yang hadir wajahnya berhias senyum.

Kini, giliran Juru Bicara PA Pusat Fachrul Razi tampil ke pentas. Putra Mongeudong Lhokseumawe ini berorasi dengan nada berapi-api. Nyaris satu jam ia membakar semangat massa PA, mengulas perjalanan perundingan antara wakil RI dan GAM sampai lahirnya MoU Helsinki. Juga memaparkan alasan PA yang awalnya menolak mendaftarkan kandidat dalam Pilkada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

“Kekuasaan bukanlah tujuan utama dari PA. Mempertahankan harkat dan martabat Aceh terhadap apa yang telah disepakati dalam perjanjian damai jauh lebih penting agar Jakarta tidak menelan satu per satu kekhususan Aceh. MoU Helsinki bukan untuk PA dan KPA, MoU Helinski dan UUPA milik seluruh rakyat Aceh, termasuk anak cucu kita sebagai penerus masa depan bangsa,” katanya.

Urat saraf yang terasa menegang selama orasi politik Jubir PA itu akhirnya melentur kembali ketika kader PA, Imum Jhon, juga pemilik suara indah melepas bait demi bait bersenandung gemulai dan sepoi-sepoi. Ia sukses memukau massa lewat dua lagu ciptaannya sendiri.

Selesai Imum Jhon, giliran pasukan group lawak Eumpang Breuh yang mengocok perut penonton dengan penampilan Bang Joni Kapluk, Mando Gapi dan si ‘Manusia Parang’ Haji Uma. “Meuseu Aceh hana jadeh dame, Eumpang Breuh nyoe hana lahee sampe uroe nyoe,” kata Bang Joni mengawali aksinya yang kemudian tanpa paksaan merapatkan pengunjung ke panggung.

Tidak hanya Bang Joni dkk, pengunjung acara PA itu juga dihibur oleh penyanyi senior Yacob Tailah. Lewat lagunya, ia mengkritik banyak hal yang dinilai buruk terjadi selama kepemimpinan Aceh masa lalu. Lalu Yacob Tailah mengajak semua rakyat mendukung PA membawa perubahan menuju kejayaan Aceh.

Kegiatan PA itu diakhiri dengan siraman rohani yang dituangkan oleh Teungku Abdul Mutalib. Sang Teungku Mutalib ini bicara blak-blakan. Ia mengkritik tanpa ‘pilih kasih’. Bukan sekadar mengkritik, tapi juga menawarkan gagasan yang menyehatkan sesuai ajaran Islam. Sebagian pengunjung menyebut materi pidato Teungku dari Pidie ini “lagee crah meunan beukah”.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar